Assalamu’alaikum.
Ehemm, sejujurnya saya
bingung nih mau mulai dari mana kalo mau nulis tentang cinta. Soalnya,
masalah cinta itu rumit dan ribet, nggak kalah sama permasalahan yang
ada di Indonesia. #lebayy, hehe…
Kalo ngomongin remaja, nggak jauh
deh dari yang namanya cinta. Mulai dari jatuh cinta, PDKT (singkatan
dari PenDeKaTan), jadian, putus, jatuh cinta lagi, PDKT lagi, jadian
lagi, putus lagi, dan begitu seterusnya. Ternyata bukan cuma makanan
yang punya rantai, ternyata cinta juga lohh. Hehe…
Sampe akhirnya
muncullah taglinenya si Pocooong (hantu bohongan yang eksis di Twitter)
yang bilang kalo “Jomblo itu nasib, Single itu prinsip.” Nahh lohh?? Ko
bisa si Pocoong ngomong kaya gitu?? Ohh, ternyata zaman sekarang ini,
para jomblo atau remaja yang nggak pacaran itu dibilang nggak gaul dan
nggak asyik. Wahh bahaya juga nihh, pantes aja si Pocooong ngotot bilang
kalo dia bukan Jomblo, tapi Single. Ckckckck.
pic from http://catatan-harian-auni.blogspot.com/ |
Beralih dari
masalah Pocooong dan prinsipnya (baca: nasibnya), sebenarnya sejak kapan
sih pacaran itu menjadi sebuah gaya hidup buat para remaja? Indonesia
kan negara yang katanya punya penduduk muslim terbanyak nih, sebenarnya
remaja di Indonesia itu tau nggak sih hukumnya pacaran dalam Islam? Mari
kita bahas :)
Kalo ditanya sejak kapan pacaran menjadi gaya
hidup, kayanya nggak ada yang tahu pasti kapan terjadinya. Tapi nggak
bisa dipungkiri juga, fenomena ini bener-bener terjadi sekarang. Kenapa
sih sampe bisa dibilang kalo pacaran cuma gaya hidup? Berdasarkan
pengalaman penulis nihh, jawaban beberapa remaja ketika ditanya “ehh,
kenapa sih lo pacaran?” jawabannya pasti nggak jauh dari:
“Kalo nggak punya pacar, malu sama temen men.” (Giliran nggak pake jilbab aja nggak malu. Ckckck)
“Lumayan bisa dianter jemput sama pacar, kan ngirit ongkos. hehe” (Pacaran aja sama tukang ojek mbak. :p)
“Ada yang bayarin makan sama nonton” (Jawaban para manusia yang males nabung nih. Ckckck)
“Ada tempat curhat” (Buku diary banyak di toko mbak)
“Ada yang cemburuin kalo deket sama orang lain” (Ckckck, Allah itu lebih pencemburu lohh mbak)
“Biar bisa lebih kenal si calon” (Sekalian aja kalo menjelang Pemilu, para calon dipacarin juga mbak, biar lebih kenal)
Dan
masih banyak alasan lainnya, yang kalo dipikir-pikir alasannya Gaje
banget (bahasa anak gaul yang artinya nggak jelas). Ohh iya, maaf kalo
jawabannya diwakilkan jawaban para perempuan. Soalnya, penulis
wawancaranya perempuan sih. Tapi berani jamin, jawaban para laki-laki
juga nggak bakal jauh dari itu (hayoo, ngaku). Dari jawaban di atas,
bisa dilihat kan kalo alasan-alasan remaja pacaran itu yahh emang
sekadar cuma buat senang-senang dan gaya hidup.
Lanjut ke
pertanyaan kedua, seperti kita tahu, Indonesia itu negara dengan
penduduk muslim terbanyak. Walaupun Indonesia bukan negara Islam, tapi
pasti pada tahu donk hukum-hukum di Islam? Termasuk hukum pacaran ini.
Di dalam Islam, nggak ada tuh istilahnya pacaran. Pacaran itu adalah
budaya barat yang diadopsi sama para remaja tanpa tahu ilmu dan
asal-usulnya.
Jadi pacaran dalam Islam DILARANG donk? Yahh bisa dibilang begitu deh. Terus para remaja pada tau nggak tuh hukumnya?
Lagi-lagi
berdasarkan pengalaman penulis, sebagian remaja itu ternyata pada nggak
tahu hukum pacaran dalam Islam. Yang lebih parah, ada yang nggak mau
tahu hukumnya. Mereka sengaja nggak mau cari tahu karena takut nanti
nggak berani pacaran (aneh yahh?? ckckck). Dan ternyata ada lagi yang
paling-paling parah, udah tahu hukumnya, tapi masih aja pacaran. Dengan
alasan, kan pacarannya nggak melewati batas dan masih mengikuti
rambu-rambu agama. Ckckckck
Sayang sekali, saya merasa belom
pantes buat ngomongin orang yang udah tahu tapi masih aja pacaran. Lebih
lanjutnya tentang hukum pacaran buat mas/mbak yang belom tahu hukum
pacaran dalam Islam, mas/mbak yang nggak mau tahu hukum pacaran dalam
Islam, dan mas/mbak yang udah tahu tapi masih pacaran, silakan baca
bukunya Salim A. Fillah yang judulnya “Nikmatnya Pacaran Setelah
Pernikahan”, buku ini recommended banget deh buat kalian-kalian :)
Nahh, terus gimana nasib buat para jomblo, uupps single maksudnya??
Wahh,
mereka tentu aja beruntung, karena insya Allah cinta mereka terjaga
cuma untuk Dia. Selain itu para single juga patut berbahagia karena
waktunya 24 jam menjadi milik mereka secara merdeka, tanpa ada pacar
yang nuntut ini itu. Keren nggak tuh?
pic fromhttp://www.kusukasuka.com/ |
Ini
beberapa bukti kalo single itu lebih keren daripada dater. Kalo biasanya
para dater galau karena nggak di-sms dan ditelpon pacar, para single
pasti lagi galau sama masalah-masalah politik dunia dan tugas-tugas
kampus. Kalo biasanya para dater bingung ngatur waktu buat ketemuan sama
pacar, pasti para dater pasti lagi bingung ngatur waktu antara ibadah
dan tugas-tugas. Kalo para dater biasanya bokek karena abis jalan-jalan
sama pacar, para single pasti bokek karena uang jajannya abis
disedekahin ke orang-orang kurang mampu. Kalo biasanya para dater nangis
karena berantem sama pacar, para single pasti nangis karena inget
dosa-dosa semasa hidup. Kalo para dater menghabiskan waktu buat pacaran,
pasti para dater menghabiskan waktu buat baca buku dan ngaji. Tuhh kan,
kurang keren apalagi coba para single?
So, teman-teman yang baik,
kalo belum siap menerima konsekuensi di atas, serta belum siap buat
menerima siksaan dari Allah (ihh serem), mendingan jatuhin aja pilihan
kamu buat jadi single.
Karena rugi deh kalo waktu, harta dan jiwa
kalian cuma buat si pacar. Mendingan juga buat Allah, yang udah
jelas-jelas cinta sama kita dan nggak marah atau putusin kita kalo kita
nggak traktir makan. Hehehe…
Oke deh, sekian dulu yahh tulisan ini, dan semoga bermanfaat ^^
Allahualam bisshawab.
–------------------------------------------------------
Tulisan
ini dibuat bukan untuk mengundang perdebatan, melainkan hanya untuk
share pandangan pacaran dalam Islam yang sesungguhnya. Bagi yang punya
pandangan dan filosofi berbeda mengenai pacaran, silakan saja. Selain
itu, tulisan ini juga dibuat agar dapat menjadi kaca bagi saya, dan
tulisan ini juga berdasarkan beberapa pengalaman pribadi saya. Maaf juga
bila penggunaan bahasanya tidak baku, karena ditulis dengan bahasa
sehari-hari agar lebih mudah dipahami oleh semua kalangan dan golongan
:)